Kesenian Sintren berasal dari kisah
Sulandono sebagai putra Ki Baurekso hasil perkawinannya dengan Dewi
Rantamsari. Raden Sulandono memadu kasih dengan Sulasih seorang putri
dari Desa Kalisalak, namun hubungan asmara tersebut tidak mendapat restu
dari Ki Baurekso, akhirnya R. Sulandono pergi bertapa dan Sulasih
memilih menjadi penari. Meskipun demikian pertemuan di antara keduanya
masih terus berlangsung melalui alam gaib.
Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantamsari yang memasukkan roh
bidadari ke tubuh Sulasih, pada saat itu pula R. Sulandono yang sedang
bertapa dipanggil oleh roh ibunya untuk menemui Sulasih dan terjadilah
pertemuan di antara Sulasih dan R. Sulandono. Sejak saat itulah setiap
diadakan pertunjukan sintren sang
penari pasti dimasuki roh bidadari oleh pawangnya, dengan catatan bahwa
hal tersebut dilakukan apabila sang penari masih dalam keadaan suci
(perawan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar