Jumat, 09 November 2012

sejarah garuda indonesia

sendiri.

Sejarah dimulai ketika Presiden Soekarno mendesak pengusaha dan warga Aceh mengumpulkan dana untuk membeli pesawat terbang, demi mendukung mobilitas Presiden sebagai kepala pemerintahan. Dana yang telah berhasil terkumpul membuahkan satu pesawat Douglas DC-3 Dakota yang kemudian didaftarkan sebagai RI-001 dengan nama “Seulawah” yang berarti “Gunung Emas”.

Karena ketatnya jadwal penerbangan, pesawat RI-001 harus menjalani proses pemeliharaan di luar Indonesia, dan pada tanggal 7 Desember 1948, pesawat RI-001 mendarat di Kalkuta untuk proses pemeliharaan. Namun, pada saat pesawat tersebut sedang mengalami proses pemeliharaan, pada tanggal  19 Desember 1948, pasukan militer Belanda meluncurkan agresi militer II.Bahkan ketika pesawat RI-001 telah selesai melewati proses pemeliharaan, pesawat tersebut tidak dapat kembali ke Indonesia.

Di saat yang bersamaan, Pemerintahan Burma memerlukan pesawat terbang. Dalam rangka mengumpulkan  dana untuk ketersediaan pramugari, akhirnya pemerintah memutuskan untuk menyewakan pesawat RI-001 pada pemerintah Burma. Pada tanggal 26 Januari 1949, pesawat RI-001 terbang dari Kalkuta ke Rangoon dengan nama “Maskapai Indonesia”.

Kemudian, pesawat tersebut diberi nama “Garuda” oleh Presiden Soekarno di mana nama tersebut diambil dari sajak Belanda yang ditulis oleh penyair terkenal pada masa itu, Noto Soeroto; "Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog bovine uw einladen", yang artinya, “Saya Garuda, burung Vishnu yang melebarkan sayapnya tinggi di atas kepulauan Anda”.

Pada tanggal 28 Desember 1949, pesawat Douglas DC-3 Dakota PK-DPD, yang telah diberi logo “Garuda Indonesian Airways” terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno. Itulah saat pertama pesawat tersebut terbang dengan nama "Garuda Indonesian Airways".

Hari ini, armada kami terdiri dari pesawat Boeing 737-800 Next Generation, di mana  Audio & Video tersedia di setiap kelas dengan dilengkapi monitor layar sentuh.
Kami merupakan salah satu maskapai pertama di dunia yang memiliki Boeing 737-800 Next Generation dengan Sky interior (interior seperti di angkasa), sistem pencahayaan LED, suasana kabin dapat dirubah menurut waktu yang berbeda ... matahari terbit, matahari terbenam, malam hari, dan biru lembut untuk menciptakan pengalaman yang lebih santai selama penerbangan.

Selain itu, suasana kabin terasa lebih luas dengan adanya bagasi atas dengan rancangan terbaru yang memberikan ruang lebih pada jarak kepala.

Armada Airbus seri A330 kami meliputi Airbus A330-200 dengan fasilitas kursi tidur yang sepenuhnya dapat direbahkan di Kelas Eksekutif. Sementara itu Airbus A330-300 dilengkapi dengan kursi rebah. Tentu keduanya, menyediakan fasilitas Audio & Video di semua kelas.

Baru-baru ini, Garuda Indonesia telah memesan 18 pesawat Bombardier CRJ 10000 NextGen denganpilihan 18 armada tambahan. Total ke-36 pesawat diperuntukkan demi mendukung rencana perluasan jaringan domestik kami. Dengan fasilitas ruang yang lega, interior yang ergonomik dengan pencahayaan LED yang sejuk, kami akan mulai menerbangkan pesawat-pesawat ini pada akhir tahun 2012.

Pada enam bulan pertama di tahun 2013, kami akan mulai menerima pengiriman 10 pesawat Boeing 777-300 Extended Range. Dengan kemampuan menyediakan layanan tanpa henti dari Indonesia ke Eropa...pesawat akan difasilitasi dengan konfigurasi tiga kursi (a three-class configuration), termasuk super first class, unit tempat duduk yang sepenuhnya tertutup “Oasis”.

Pada tahun 2015, kami berharap memiliki total 150 armada pesawat, termasuk Boeing 777-300 ER untuk pasar jarak yang panjang, Airbus seri A330 untuk pasar dengan jarak medium, Boeing seri 737 untuk destinasi domestik dan daerah, serta Bombardier CRJ NextGen untuk memberikan perluasan layanan baik dari Timur dan Barat Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar